Sabtu, 23 Agustus 2014

Brosur Perayaan Pangan Desa, Kediri 19-20 Agustus 2014


Kembali Ke Tenun Kembali Ke Kebun Kembalikan Kedaulatan Kaum Tani

Modernitas telah membuat Kewatek hanya dihargai sebagai sebuah komoditas. Atas nama efisiensi dan efektifitas, proses pembuatan kewatek tidak lagi mendekatkan orang Adonara terutama perempuan pada adat, kepercayaan dan alam. 

Sebagai orang yang hidup pada masa sekarang, generasi ini bertanggung jawab menjaga Kewatek dan segala adat beserta kepercayaan yang berkaitan erat dengan Kewatek untuk diteruskan pada generasi berikutnya. Dosa kitalah, kalau generasi berikutnya tidak mengetahui dan melihat “Kewatek Kiwan” atau “Tenopon Telhon”. 

Bukan hanya kaum perempuan, kaum laki-laki pun bertanggung jawab menyediakan sedikit lahan di kebun untuk ditanami kapas, pewarna alami dan bahan-bahan lain yang diperlukan untuk kewatek dari Ina Tanah Ekan. Kerjasama lintas gender dan aktor-aktor lain baik itu dari tokoh masyarakat, mahasiswa, institusi agama dan pemerintahan di perlukan untuk menjaga agar kewatek tidak hanya menjadi objek komoditas tetapi juga bagian dari identitas dan entitas budaya serta adat orang Adonara. 

Kewatek bukan hanya penutup tubuh, tetapi penutur sejarah, penutur budaya dan bahkan menjadi salah satu material pokok dalam upacara adat , salah satunya: “Bua Lango” ,yang harus dijalankan oleh setiap laki-laki berumah tangga di Adonara.

Mengingat relasi yang erat antara Kewatek, Adat dan Kebun inilah, maka membangun jalan kembali pada tradisi asli untuk kembali ke Tenun-Kewatek- juga berarti kembali ke kebun dimana berbagai materi untuk pembuatan Kewatek dan adat terkait kewatek disediakan, ini juga berarti kaum tani, mesti memiliki kedaulatan atas tanah dan pekerjaannya. Kedaulatan dalam menentukan apa yang ditanam , bukan sekedar memenuhi libido pasar dari tahun ke tahun.

Tenopon Telhon

Tema-tema tenun yang kami ambil adalah tenun yang akhir-akhir ini sudah mulai jarang di produksi, salah satunya adalah Tenopon Telhon:

Tenopon Telhon adalah Kewatek utama dalam upacara pernikahan dan kematian adat Adonara.


Baju Kaos dengan tema TENOPON TELHON ini kini tersedia dalam WARNA PUTIH dengan BERBAGAI UKURAN sesuai pesanan,,,, harga Rp.100.000,- di luar ongkos kirim

Depan

Belakang      
 
Kalimat pertama di Bagian Belakang kaos ini adalah pertanyaan dari seorang responden tentang dari mana asal Tenopon Telhon sebenarnya (yang kami biarkan begitu saja sebagai pertanyaan titipan buat kita semua untuk ditelusuri bersama)

Kalimat kedua merupakan peneguhan dari seorang responden lain bahwa Tenopon Telhon adalah kewatek yang digunakan sebagai "Bala Rarane" (jalan untuk belis) yaitu kewatek yang di berikan pada saat serah terima belis.

Perayaan Pangan Desa, Kediri 19-20 Agustus 2014


Pameran perdana Uma Nulu Nuda; berbekal nekad, 13 kain tenun, 16 baju kaos tematik, brosur, album tenun, sticker, satu kantong plastik besar jagung titi dan ikhlas!!! 
Target kali ini sederhana; memperkenalkan Adonara, Kewatek dan Jagung Titi
Dengan semangat Belajar dan Berjuang...seperti biasa

Merdeka!!!!



We have received the seeds from nature and ancestors; it is our duty to conserve it and to pass it to our generation. It is our duty so share seeds, exchange seeds, produce seeds.

Colonialism in the past with spices
Today with the seeds
Controlling seeds mean controlling food
Controlling food mean controlling society

When arms control armies
Food control everyone

The highest freedom comes from our seeds
If farmers have to buy seeds every year, they will come suicide like in India
In the end, we will buy Junk Food

Save your seeds, grow your diversity because that’s what make you grow

Diversity is the answer for hunger and mal nutrition

Seeds freedom is about bringing dignity and justice

For real food, we need three things: real soil, real seeds, real farmers

Vandana Shiva, 20 Agustus 2014